Sabtu, 17 Juli 2010

Ketika Wanita Itu Mengambil Keputusan

Aku adalah Maimunah......

Sebenarnya, aku sangat membenci jika manusia saling benci karena cinta antar sesama manusia.Aku hanya ingin mencintai Allah dan Rasulullah.Jika cinta telah membuatku menderita seperti ini, lebih baik aku mengabdi kepada Allah. Aku ingin menjadi seperti Maryam kembali, yang tiap hari hanyalah beribadah untuk Allah,Allah, dan Allah.

Tapi...

Siapa aku ini ?

Menyelesaikan masalah ini saja aku tak
mampu. Masalah cinta seperti ini sering membuatku meneteskan air mata kepedihan. Cinta, cinta, dan cinta. Jika aku tak memikirkan cinta antar sesama, siapakah aku ini?
Kadang aku ingin menertawakan diriku sendiri. Aku adalah Maimunah yang hidup dalam kebimbangan.

Karena sebuah cinta ?

Aku telah menjadi seorang istri, yang secara halus telah
melakukan perselingkuhan. Namun, aku juga belum menjadi seorang istri yang seutuhnya. Secara langsung aku telah mendurhakai suamiku sendiri demi seseorang yang bernama Syamsuri.

Cinta,dapatkah aku membagi cinta untuk mereka?

Siapakah di antara mereka yang lebih mencintaiku?
Siapakah dia ya Allah... Kenapa Engkau belum memberikan
jawaban untukku? Kenapa aku belum mendapatkan petunjuk siapa pun yang hadir dalam istikharahku? Dalam bayangan itu, aku melihat diriku berjalan sendirian tanpa kehadiran siapa-siapa. Sebenarnya, apa maksud dari semua ini, ya Allah?
Inikah ujian dari-Mu ?


Rasulullah Saw.pernah bersabda , " Tidak menimpa
seorang muslim daripada kecelakaan, penyakit, kesedihan hati, bencana, kesusahan, duka cita, sampai duri yang mengenai dirinya, melainkan Allah akan menghapus segala dosa-dosanya (HR. Bukhari)

Kesedihan hatiku karena cinta, yang membuat orang lain yang mencintaiku ikut pula
menderita. Aku telah berdosa pada Allah, dan pada mereka. Tapi, apa yang menimpa diriku, bukanlah suatu yang sia-sia adanya. Duka nestapa yang hinggap dalam diriku tidaklah nihil akan hikmah. Kesedihan hati dan kesusahan hidup itu melahirkan manfaat untuk diriku. Semoga kesedihanku ini bisa menjadi penghapus atas keburukanku.

Aku harus tegar. Seorang
wanita yang lemah akan cepat mati. Aku harus menjadi seorang wanita yang kuat. Dimana cerita-cerita nyata para wanita pejuang yang hebat-hebat itu? Untuk apa aku menulis kisah itu jika tak berguna untuk diriku sendiri? Jika mereka mengetahui permasalahan ini, mungkinkah mereka akan tertawa mendengarnya?
Tangisan hanya untuk sebuah cinta?

Jika memang keputusanku ini sudah bulat, aku akan pergi.


Merenung di dalam kesendirian, mencari jawaban
dari Allah yang disampaikan melalui hati nuraniku.

Di jalan cinta, para pencinta akan mengobarkan diri demi mendapatkan apa yang di kasihi.

From Novel:

Maimunah
Cinta Sang Perawan
karya Vanny Chrisma W.



0 komentar: